Campuran aroma dari lilin adalah proses halus dan artistik yang melibatkan kombinasi wewangian, lilin, dan formula yang cerdik. Blender sering kali menggunakan berbagai macam wewangian untuk menghasilkan wewangian yang unik dan kaya. Wewangian dasar dapat berupa minyak atsiri tumbuhan alami atau wewangian sintetik yang masing-masing memberikan sifat wewangian yang berbeda. Saat memblender, blender akan mempertimbangkan volatilitas wewangian, dan biasanya membagi wewangian menjadi top note, middle note, dan base note untuk memastikan bahwa wewangian mengalami perubahan yang baik selama proses pembakaran.
Intensitas wewangian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, bahan lilin itu penting. Lilin alami seperti lilin kedelai dan lilin lebah umumnya lebih baik dalam menyerap dan mengeluarkan wewangian, sedangkan lilin parafin mungkin tidak mengeluarkan wewangian secara efektif. Selain itu, konsentrasi wewangian juga menjadi kuncinya. Terlalu rendah dapat menghasilkan aroma yang lemah, sedangkan terlalu tinggi dapat menutupi lapisan wewangian lainnya.
Ketahanan wewangian berhubungan dengan waktu pembakaran lilin dan kondisi lingkungan. Ketebalan dan diameter lilin akan mempengaruhi kecepatan pembakaran sehingga mempengaruhi waktu hilangnya wewangian. Suhu sekitar, kelembapan dan kondisi ventilasi juga akan mempengaruhi volatilitas wewangian. Pada suhu yang lebih tinggi, wewangian akan lebih mudah dikeluarkan, namun pada lingkungan yang lembap, wewangian mungkin akan berkurang.
Selain itu, proses pembuatan lilin juga tidak kalah pentingnya. Proses pencampuran yang merata dan pendinginan yang tepat dapat membantu wewangian menyatu lebih baik dengan lilin dan meningkatkan efek pelepasan wewangian. Oleh karena itu, ketika memilih lilin, memahami detail pencampuran wewangian dan bahan yang digunakan dapat membantu konsumen menemukan produk yang lebih sesuai dengan preferensi mereka.